
Hari ini para peserta challenge RNB ramai membuat postingan bertema ibu dengan jenis tulisan puisi.
Kali ini, saya pun turut ambil bagian di dalamnya. Selain itu puisi ini sebagai jawaban untuk sebuah permintaan dalam rangka meramaikan Hari Ibu yang dirayakan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam IKBI (Ikatan Keluarga Besar Istri) PTPN XIII.
Puisi ini akan saya bacakan di pertemuan virtual hari ini. Semoga tidak grogi dan bisa membacakan dengan penuh rasa.
IBU
Walidah Ariyani
Ia
yang pertama kali merasakan kehadiranmu
Ia
Yang memanjangkan hidup dari air susu
Ia
Yang menghapus tangis
membasuh kotoran
dengan senyum
Satu
Dua
Sepuluh
Bahkan lebih
Ibu sanggup merawat
Anak-anaknya
Dan
Sepuluh anak?
Sanggupkah merawat seorang ibu?
Ia yang tua
Ia yang lupa
Ia yang cerewet
Ia yang sakit-sakitan
Ia yang kerap bertanya
Ia
tetaplah ibu bagimu
Elegan
Penuh keberanian
Kreatif
Ramah
Ambisi
Emosional
Memanjakan
Berbakat
Unik
Ceroboh
Dialah I-BU
Berapa banyak materi kauberi?
Bergunung emas?
Kau tak sanggup membayar setetes air susu
Seberapa besar rumah kaubangun?
Takkan mampu kaubuat senyaman rahim ibu
Selapang apa maafmu untuknya?
Berkali salahmu
Maafnya terbuka sebelum bibirmu berucap
“Maaf”
Setinggi apa jabatanmu kini?
Memuliakannya jauh lebih tinggi dari apa jua
Patutkah jemawa kau peluk
Sedang ibu meringkuk dalam dingin rumah gubuk
Patutkah gelimang harta
Sedang ia nestapa di hari tua
Bukan
Bukan
Bukan materi
Bukan
Bukan
Bukan tahta
Bukan
Bukan
Bukan rupa
Kau berbangga
Kelak
Semua akan menyambut masa tua
Sama seperti
Ibu
Kalimantan Barat, 22 Desember 2020
jejakme.com/walidahariyani
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.